Kamis, 09 Desember 2010

Katul

Padi merupakan makanan pokok yang paling umum di Indonesia. Banyak sekali makanan yang dapat dihasilkan dari fermentasi bakteri Acetobacter xylinum salah satu yang banyak digunakan saat ini adalah untuk pembuatan nata. Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari sellulosa, berbentuk agar dan berwarna putih seperti gel. Massa ini berasal dari pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum pada permukaan media cair yang asam dan mengandung gula (http://warintek.progressio.or.id).

Nata yang biasa dikenal masyarakat adalah nata yang terbuat dari air kelapa atau yang sering disebut dengan nata de coco. Ada pula nata de katol yang terbuat dari limbah padat penggilingan padi sebagai bahan baku utama pembuatan nata ini, dan bahan yang dipakai dalam pembuatan nata ini adalah bekatul dari penggilingan padi.


Pemanfaatan limbah yang mengandung karbohidrat telah banyak dilakukan. Diantaranya air kelapa yang dimanfaatkan menjadi nata de coco, limbah cair tahu juga dimanfaatkan menjadi nata de soya, air cucian beras menjadi nata de leri (Suparti, et al. 2005) dengan menggunakan bacteri Acetobacter xylinum. Selama ini banyak orang hanya menganggap bekatul sebagai limbah padi yang digunakan untuk pakan ternak
Nata merupakan jenis makanan yang diperoleh dari hasil fermentasi oleh bakteri Acetobacter xylinum. Makanan ini berbentuk padat, putih, kenyal,dan transparan.

Produksi ini biasanya dijual dalam kemasan plastik. Kandungan terbesarnya adalah air, karena itu produk ini dipakai sebagi sumber makanan rendah kalori untuk program diet. Selain itu nata juga mengandung serat yang sangat diperlukan oleh tubuh. Pembuatan nata pada prinsipnya adalah pembentukan selulose sintesis melalui fermentasi gula oleh bakteri Acetobacter xylinum. Untuk hidup, semua organisme membutuhkan sumber energi, yang diperoleh dari metabolisme bahan pangan tempat orgnisme hidup di dalamnya. Bahan baku yang paling banyak digunakan mikroorganisme adalah glukosa. Dengan adanya oksigen beberapa mikroorganisme mencerna glukosa dan menghasilkan air, karbondioksida, dan sejumlah besar ATP yang digunakan oleh tubuh (Winarno, 1984). Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Nadiyah (2002), menunjukkan bahwa bakteri Acetobacter xylinum memiliki kemampuan mengubah karbohidrat bekatul menjadi selulosa. Baketri Acetobacter xylinum yang difermentasikan di dalam medium dengan suasana asam (pH 4) dan kadargula yang tinggi akan membentuk nata (Anonim, 2002).

Menurut Mandel (2004),bakteri Acetobacter xylinum yang ditumbuhkan pada medium yang mengandung gula akan menggunakan sebagian glukosa untuk aktivitas metabolisme dan 19% gula menjadi selulosa. Karena komposisi kimia pada bekatul yang cukup tinggi yaitu: air (2,49%), protein (8,77%), lemak (1,09%), abu (1,60%), serat (1,69%), karbohidrat (84,36%), kalori (382,32 kal), memungkinkan limbah ini masih dapat dimanfaatkan, maka apakah karbohidrat dalam bekatul juga dapat dimanfaatkan oleh bakteri Acetobacter xylinum untuk membuat “Nata De Katul”. Untuk itu perlu diadakan penelitian lebih lanjut. Oleh karena itu mencoba meneliti pembuatan nata dari katul (Nata De Katul) dengan starter bakteri Acetobacterxylinum dan bagaimana morfologi nata yang dihasilkan. Berdasar uraian diatas peneliti berkeinginan mengajukan penelitian dengan judul ” Optimasi Kondisi Pembuatan Nata De Katul dari Bahan Limbah Bekatul.”

Tidak ada komentar: