Jumat, 05 Agustus 2011

putus

"Kamu nggak akan ninggalin aku kan Dave? Janji yah!" rajuknya manja
.
Winnie, gadis 17 tahun itu memandang tepat mataku. Pandangan mata yang begitu polos, begitu tulus, tapi begitu… membuatku jengah. Entah bagaimana dia selalu bisa langsung menghujam bola mata ini setiap kali ia menatapku
.
"Sabtu besok ada film bagus di bioskop. Kita nontong ya? Sudah lama kita nggak nonton berdua," ajaknya. Belum sempat aku menjawab, dia sudah membicarakan yang lain.

"Nanti Winnie pakai baju pink. Kamu kan paling senang lihat cewek yang pakai baju warna pink. Jadi kamu harus lihat Winnie terus, nggak boleh lirik kanan kiri," katanya. Sekarang dia malah sibuk mempersiapkan penampilannya.

Winnie, gadis yang kupacari sejak dua tahun yang lalu. Aku masih ingat betul saat pertama kami bertemu di jembatan yang menghubungkan gedung sekolah dan laboratorium. Saat itu, aku tidak sengaja menginjak kakinya."Auch!" pekik Winnie.

Aku berhenti dan menoleh ke belakang. Dia sudah terduduk di lantai, memegangi kaki kirinya."Maaf," kataku.

"Maaf gimana? Kamu nggak tahu yah, kemarin baru aja aku lepas plester dari jempol kakiku. Sekarang kamu injak lagi. Sakit tahu nggak? Kayaknya keseleo nih," ocehnya sambil membuka sepatu dan kaus kakinya.

Jempol mungil itu membiru. Aku jadi makin tidak enak hati.
"Eh, ngapain lihat-lihat doang? Aku nggak bisa jalan nih, bantuin dong," pintanya ketus.

Dengan hati-hati aku mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri. Ketika tangan kami bersentuhan, ada getaran aneh yang kurasakan. Aku memberanikan diri untuk menatap wajahnya. Dia balas menatapku. Untuk beberapa detik kami bertatapan. Mungkin, saat itulah kami jatuh cinta.

Yang jelas, sejak kejadian itu kami jadi akrab. Mulanya kami hanya berkirim sms atau menelepon. Lalu aku mulai berani mengajaknya kencan yang berakhir dengan diterimanya pernyataan cintaku.

Winnie gadis yang manis. Sikapnya yang begitu natural dan spontan. Hubungan kami diwarnai dengan kejutan-kejutan yang selalu baru. Tapi sekarang…

"Dave!" panggilnya riang. "Jangan bengong dong! Antarin Winnie pulang yah. Atau kamu mau ajak Winnie jalan-jalan dulu? Kita main bowling yuk," katanya. Aku hanya diam. Kupandang mata bulatnya dan rambutnya yang berkibar ditiup angin. Aku ingat, aku dulu yang menyuruhnya memanjangkan rambut.

"Dave, Winnie pengin potong rambut nih! Boleh nggak?" dia bertanya. "Win," bisikku seraya mengelus rambutnya yang waktu itu masih sebahu. "Aku suka rambutmu yang lembut, halus, dan wangi. Kamu tambah cantik kalau rambutmu panjang," kataku.

Seketika wajah putihnya memerah. Memang begitu reaksi Winnie bila kupuji. Dan itu adalah salah satu hal yang aku sukai darinya.

"Tapi, main bowling bikin capek yah." Dia berceloteh lagi, membuyarkan lamunanku tentang rambutnya. "Gimana kalu ngobrol aja di rumah. Nanti Winni mainin lagu kesukaan kita," lanjutnya. Dia mulai menyenandungkan lagu kebangsaan kami.

Kami sama-sama suka biola. Bedanya, aku hanya bisa mendengarkan sedangkan Winnie begitu piawai memainkan alat musik itu. Dia memang bercita-cita menjadi violis handal. Selain sama-sama suka biola, kami juga suka lagu-lagu melankolis. Kasih Tak Sampai, sebuah lagu dari Padi adalah lagu favorit kami berdua.

Kami sering menyanyikan lagu itu dengan iringan biola Winnie sambil berpura-pura sedih menghayati lagu itu. Tak kusangka, kini lagu itu sungguh-sungguh terjadi dalam hubungan kami.
"Dave!" panggilnya lagi. "Jawab dong! Dari tadi kok diam terus? Kamu marah sama Winnie ya?" Ah… itulah Winnie. Bila aku tidak menanggapi ocehannya, dia selalu menyangka aku marah. Padahal, aku nyaris tidak pernah marah padanya.

Aku terlalu menyayanginya dan aku tidak pernah ingin menyakitinya. Tapi sekarang aku sudah tidak tahan lagi. Sudah terlalu lama dia berada dalam ketidakpastian ini. Aku harus… putus dengannya.
"Dave, jawab dong!" ucapnya setengah berteriak.

"Winnie," akhirnya aku bersuara. "Maafkan aku. Aku sayang kamu dan perasaan ini nggak berubah sampai sekarang. Tapi, kita sudah nggak bisa bersama lagi…" ucapku. Air mata yang paling kubenci itu mulai mengalir dari pelupuk matanya. Bibir mungil itu menjerit, "Kenapa Dave? Kenapa?"

Sambil menegarkan hati aku melanjutkan perkataanku, "Karena terlalu banyak perbedaan di antara kita. Aku nggak bisa masuk ke duniamu seperti halnya kamu nggak bisa masuk ke dalam duniaku. Maafkan aku… ini bukan keinginanku."
"Dave jangan pergi!" teriaknya.

Aku menatapnya dalam-dalam. Kuharap ini yang terakhir kalinya dia menemuiku. Sudah setahun ini ia setia menunggu terwujudnya harapan semu. Di antara mimpi dan realita. Kami berdua telah membohongi diri kami sendiri hanya karena takut menerima kenyataan. Kami menutupi kenyataan yang pahit dengan mimpi-mimpi yang manis. Padahal kami berdua sama-sama tahu, mimpi itu tidak akan pernah menjadi nyata.

"Winnie, carilah cowok lain yang bisa selalu menjaga dan menyayangimu lebih dari aku. Cowok yang dunianya sama dengan duniamu. Lupakan aku," kataku lagi. Akhirnya, kata-kata itu aku ucapkan, walaupun aku tidak yakin dia bisa mendengarku.

Ketika tubuhku terasa begitu ringan, saat itulah kubuat langkah terberat dalam hidupku. Langkah untuk meninggalkannya. Dalam benakku kenangan-kenangan manis itu hadir satu per satu. Kenangan-kenangan yang tak akan mungkin terulang kembali.

Sejenak aku menoleh ke belakang, memandang wajahnya yang sedih. Ingin rasanya aku berlari kembali, menyeka air matanya, dan memeluknya erat-erat. Tapi, itu semua tidak bisa aku lakukan. Melihatnya dalam keadaan begitu saja sudah membuatku sakit… sakit sekali. Aku sadar dia merasakan sakit yang sama, bahkan mungkin jauh lebih dalam.

Seorang teman pernah mengatakan padaku bahwa cinta yang bertepuk sebelah tangan tidak lebih sakit dibandingkan dengan cinta yang berbalas tapi tidak bisa bersatu. Dulu aku sering mengejeknya sok romantis. Tapi sekarang, aku benar-benar tahu makna kata-kata itu. Setidaknya bila cintaku bertepuk sebelah tangan, hanya aku sendiri yang merasakan sakitnya. Sementara sekarang, kami berdua sama-sama terluka. Luka yang entah kapan bisa pulih.

"Winnie," batinku, "semoga kamu selalu bahagia. Aku harap kamu mendapatkan cinta yang sejati yang tidak pernah meninggalkanmu seperti aku."

Angin sore berhembus semilir mengalirkan langkah kaki menuju tempatku yang sesungguhnya. Dengan mata nanar aku menatap pemandangan di hadapanku yang semakin lama semakin kabur…
Dia masih ada di sana, memeluk batu bisu itu.

Seandainya Aku…

Pagi ini benar-benar dingin. Maklumlah, karena kemarin malam hujan turun dengan derasnya. "Hoahem..," aku menguap lebar-lebar. Karena rasa lapar dan dingin yang sedari kemarin menyerang, memaksa tubuh kurus ini untuk mengemis makanan lagi. Aku berjalan di depan toko-toko yang masih tertutup rapat. Aku mencium bau ayam goreng, makanan favoritku sedari kecil, yang selalu ibu berikan padaku dulu. Tapi sekarang tidak lagi karena beliau telah tiada. Dan ayahku tak tahu dimana beliau sekarang. Aku mulai berjalan lagi, kubiarkan saja air mataku yang mulai jatuh di pipi. Karena aku yakin tak ada yang akan memperhatikan aku yang dekil menangis seperti ini.

Aku menoleh ke kiri jalan, ada sebuah sekolah yang masih tutup. Dulu sewaktu aku kecil, aku sering bermain disitu. Tapi sekarang tidak lagi karena dulu aku sering berangan-angan agar besok jika sudah besar bisa bersekolah disitu. Tapi, sampai sekarang aku tak sekolah dan tak akan sekolah. Aku menghela nafas panjang, dan kuteruskan berjalan untuk mencari ganjalan perut. Di depan kulihat penjual ayam goreng favoritku. Aku suka dengan masakan dan penjualnya, karena dia selalu memberiku makan gratis setiap kali aku datang ke warungnya.

Langkahku semakin kupercepat, perut ini sudah tidak sabar untuk diisi. Semakin cepat, lebih cepat dan…"Awww!" aku terpelanting ke tanah. Sepertinya aku menabrak sesuatu. Aku paksakan tubuhku untuk bisa berdiri lagi. Di sebelahku ada seorang anak perempuan jatuh terduduk, lututnya sedikit berdarah. Dia memandangku dengan ketakutan, lalu berlari menuju sekolahnya yang sudah terbuka gerbangnya. Aku tertegun sejenak, tatapan matanya telah menyihirku. Dia seorang gadis yang sangat cantik. Kurasa aku telah jatuh cinta.

Hari semakin terik. Perutku kembali terasa lapar. Tetapi rasa lapar itu sama sekali tidak kuhiraukan karena sekarang aku sedang menunggu gadis itu keluar dari sekolah. Banyak sudah para tunas bangsa itu keluar dari tempat tugas mereka. Akan tetapi, gadis impianku itu tak kunjung nampak. Aku mulai sebal, berjalan mondar-mandir kesana-kemari. Dan akhirnya, dia muncul juga bersama kedua temannya. Aku harus bagaimana sekarang? Apa aku harus mengatakannya di depan teman-temannya? Ah, sebaiknya jangan, nanti dia malah ketakutan melihatku.

Kalau begitu, bagaimana ya? Seribu macam pertanyaan keluar di kepalaku. Ah, aku tak peduli yang penting aku mengikuti mereka. Dan untunglah, mereka berpisah dipertigaan gang depan. Aku tersenyum puas. Sekarang, aku tinggal menjalankan aksiku. Aku mulai berjalan mengikutinya, berjalan, dan terus berjalan. Hingga akhirnya kami sampai di jalan yang sepi, sangat sepi hingga yang terdengar hanya langkah sepatu gadis itu saja. Aku mencoba memberanikan diri untuk mendekati. Semakin dekat dan "AAAAA…," gadis itu menjerit.

"Aaaa, pergi kau! Jangan mendekat. Aku jijik denganmu!" jeritnya. Aku terkejut, sangat terkejut, ketika dia mengucapkan kata jijik itu. Hatiku benar-benar hancur! Yah, tapi aku tahu diri kok. Mana mungkin kucing sepertiku bisa menjadi kekasih manusia secantik dia. Ah, seandainya aku manusia.

Dia Bohong atau Jujur?

Mau tahu apakah dia bicara bohong atau jujur? Coba perhatikan gerak tubuhnya. Dari ekspresi dan gerak tubuhnya, kamu bakal tahu kalau dia sedang berdusta.

Mungkin kamu takkan tahu kalau dia sedang berdusta di ujung telepon atau membual dalam surat cinta. Oleh sebab itu, bila ingin tahu apakah dia bicara jujur atau bohong, sebaiknya kamu mengajak dia bertatap muka.

Sekalipun dalam benaknya sudah terangkai kata-kata "mutiara", tak jarang bahasa tubuhnya (secara mendadak) membelot dari kalimat yang mengalir lewat bibirnya. Akibatnya? Ketahuan, deh, kalau dia sedang berbohong.

Coba perhatikan beberapa bagian tubuhnya, kalau ada yang "menyimpang" dari yang seharusnya, maka bisa dipastikan bahwa dia sedang berusaha ngebokisin kamu:

1. Gelisah.

Perasaan ini sering dianggap sebuah indikasi ketidaktulusan. Terlebih jika kegelisahan itu dibarengi dengan ciri-ciri lainnya, seperti bibir dan mulut kering, tenggorokan tercekat, nafas menjadi tak beraturan.

2. Sikap dan gerak kaki.

Orang yang sedang berusaha bohong, biasanya (dengan refleks) akan menyilangkan tungkai kaki secara simultan. Konon, cara ini adalah bentuk pembelaan diri seseorang dari kemungkinan yang bakal menyerangnya.

Orang yang sedang berusaha berdusta, biasanya juga tak bisa diam. Dia akan menggerakan kakinya ke kanan-ke kiri. Hal ini disebabkan perasaan yang tak nyaman dan dia (sebenarnya) ingin mengambil langkah seribu.

3. Sikap dan gerak tangan.

Tangan akan sangat berperan membantu menegaskan maksud dan tujuan yang akan disampaikan sipembicara. Mereka akan menggerak-gerakkan tangan di udara. Tapi tak begitu bila dia sedang berdusta.

Orang yan berdusta biasanya akan menyebunyikan tangan dibalik kantong celana, mendekapkan atau mengepalkan kedua telapaknya. Atau, aktif menyentuh-nyentuh area seputar wajah, dari hidung, dagu bahkan juga kuping.

4. Gerak mata. Konon, mata lebih jujur dari mulut dan hati seseorang. Lewat indera yang satu ini, kita bisa menggali rahasia seseorang. Orang yang sedang berdusta biasanya menghindari tatapan mata langsung.

Saat berbohong, kedua pupil mata umumnya menjelajah ke mana-mana, ke atas, ke bawah, ke samping. Pokoknya menghindari tatapan langsung lawan bicara yang tengah dibohongi.

5. Tekanan suara.

Rangkaian kata-kata dalam kalimat sudah pasti menjadi the best liars of all. Nggak heran banyak orang tertipu melalui telepon, karena percaya dengan kata-kata dan rayuan yang meyakinkan.

Orang yang sedang berbohong biasanya sedikit bicara. Kalaupun bicara, banyak kalimat yang nggak nyambung, yang berusaha dikoreksinya. Intonasi bicara mereka umumnya menggantung atau ngambang.

Cerpen Korrie Layun Rampan

Apakah yang unik dikisahkan tentang Bentas Babay? Arus sungai yang berubah dari sebuah dataran tanjung yang berlekuk ke selatan, dan tanjung yang memanjang itu digali oleh Babay --seorang pedagang yang selalu memintas di tempat itu dengan perahu berdayung dua. Karena ingin memperpendek jarak, Babay menggali tanjung curam itu. Oleh aliran air sungai yang deras selama musim banjir, lama-kelamaan tanjung itu putus dan membentuk sungai baru. Bagian ke hilir sungai itu membentuk sebuah teluk, yang pada arus air dalam, teluk itu memusar dengan ulak yang masuk ke dalam lingkaran arus yang deras. Ngeri sekali tampaknya.

Karena terusan yang berubah jadi sungai itu digali Babay, hingga kini orang menyebutnya Bentas Babay, yang maknanya bertemunya sungai baru akibat putusnya sebuah dataran tanjung.

Tapi penting apakah hingga ia perlu diceritakan? Adakah di tempat itu pernah terjadi sesuatu yang istimewa seperti pertempuran sengit saat pendaratan tentara Sekutu di Normandia? Atau ada pohon berhantu seperti beringin tua dan meninggalkan kematian dari zaman ke zaman seperti kelaparan dan pembantaian yang mengerikan? Atau ada hal-hal lainnya yang mengandung kisah seperti perselingkuhan dan marabencana?

Kukatakan dengan cepat bahwa kisah itu adalah bencana!

Tapi bukankah marabencana selalu ada di setiap waktu di setiap daerah?

Perlu apakah dikisahkan agar diketahui orang lain?

Kukatakan dengan segera bahwa kisah marabencana itu dimulai dari rasa suka yang berlimpah! Seperti Jayakatwang yang berpesta pora setelah mengalahkan Kertanegara, lalu tumpas karena diserang tentara Tartar yang diarahkan oleh Raden Wijaya?

Tapi cerita yang akan kukisahkan ini bukan sebuah peperangan. Tidak juga tentang hantu atau demit, tapi sebuah kejadian yang menimpa empat pemuda yang baru mengenal jatuh cinta!

Buru-buru kukatakan bahwa bentuk sungai yang akhirnya menjadi Bentas Babay merupakan sebuah tanjung yang kemudian membentuk rantau yang panjang dan di bagian hilir tanah genting membentuk teluk luas yang airnya selalu menggenang hampir seperti danau. Hutan di bagian daratan teluk yang dinamai Dataran Ruratn dibuka oleh Mongkur menjadi ladang yang luas. Namun musim yang kadang tak menentu karena pengaruh El-Nino dan penebangan hutan oleh pengusaha HPH membuat banjir sering datang tidak tepat waktu dan menghancurkan padi yang baru mulai berbulir. Ikan-ikan berpesta-pora di ladang yang luas itu, dan setelah habis banjir yang tertinggal hanya dataran huma yang dipenuhi lumpur, karena padi dan palawija binasa dihanyutkan arus air yang deras. Karena sering terlanda paceklik, untuk menyambung hidup, Mongkur kadang kala bekerja membantu Babay menggali terusan di tanjung itu.

Babay selalu istirahat dan menambatkan perahunya di jamban Mongkur jika telah tiba di kawasan itu. Entah beberapa kali pedagang itu sudah ikut menumpang tidur di rakit jamban itu. Namun di suatu ketika terjadi kehebohan karena Mongkur menemukan pembantu pendayung perahu Babay meniduri istrinya dan lelaki peladang itu tak beri ampun, ia menetak lelaher lelaki muda itu. Akibatnya, Mongkur sendiri digiring ke dalam tahanan, sementara Babay harus menghentikan pekerjaannya menggali terusan untuk memotong genting tanah tanjung di situ karena harus menjadi saksi perbuatan asusila yang berujung pada tragedi pembunuhan itu.

Beberapa tahun kemudian alur terusan yang dibuat Babay telah berubah menjadi sungai, namun rumah Mongkur ditemukan sudah runtuh karena tak ada yang memelihara, dan di tempat itu menjadi tempat yang mengerikan karena tak ada orang yang berani berdiam di situ, karena tanahnya pernah dialiri darah seorang peselingkuh. Kata orang, kadang di suatu malam, jika sedang terjadi bulan mati, terdengar suara teriakan dan lolongan minta ampun, seperti suara seorang lelaki. Kadang ada tawa dan tangis saling berbarengan. Orang-orang yang memintas di tempat itu di malam hari selalu merasa ngeri, dan mereka cepat-cepat mendayung sampan agar segera lewat ke hulu atau ke hilir. Ketakutan itu berakhir, setelah orang tak lagi menggunakan pengayuh, tapi menggunakan ketinting, sehingga teriakan atau suara tangis roh kematian tak terdengar, karena gemuruh kerasnya suara mesin!

Entah cerita itu benar atau hanya dikarang oleh ahli pengisah lisan, tak ada yang tahu. Tak ada juga yang tahu apakah memang ada orang bernama Babay atau orang bernama Mongkur. Semua mulut menutur ulang cerita itu seakan-akan mereka sendiri yang mengalaminya. Dengan begitu, hingga kini cerita itu masih dikisahkan oleh generasi yang berada di kampung-kampung di sekitar situ. Apalagi setelah pohon puti yang tinggi roboh ke air di teluk itu, karena tebing sungai yang curam longsor, orang-orang merasa lebih ngeri lagi, terutama karena salah seorang warga menemukan ular raksasa sebesar pohon kelapa yang pernah memangsa manusia di teluk itu --dan saat itu sedang kekenyangan menelan seekor rusa-- mati terimpit pohon puti yang roboh. Puncak dari segala kejadian itu adalah jatuhnya Jalikng dari dahan beringin yang melayah ke arah teluk. Lelaki itu memerangkap burung punai yang memakan buah beringin yang sudah matang dengan getah pulut di subuh hari.
Entah angin kencang atau kakinya tergelincir, Jalikng tercebur ke tengah teluk, dan di bawahnya ternyata telah menanti nganga mulut buaya yang lapar.

Hanya pawang Molur yang dapat menyeret buaya nahas yang memangsa Jalikng. Beberapa bagian tubuh lelaki beristri tiga itu ditemukan di dalam perut buaya.

Sejak itu, warga terus-menerus menganggap kawasan itu angker. Namun ada juga orang yang memanfaatkan keangkeran itu, karena pada waktu-waktu tertentu ada buaya yang bertelur di banir-banir pohon dahuq. Secara diam-diam orang itu mengambil telur-telur buaya itu, dan bahkan ada orang yang memasang jerat buaya, dan secara diam-diam menjual kulit buaya yang mahal harganya itu ke Babah Lie Auw Chu di Muara Pahu.

Bagi yang mujur, di musim kemarau di pasir pantai di utara teluk itu kadang bersarang puluhan penyu dengan ratusan telur di setiap lubangnya. Tapi menurut cerita, puluhan tahun lalu orang berhenti membantai penyu dan buaya karena salah seorang yang suka diam-diam mengambil telur-telur dan menjerat buaya itu dimangsa buaya badas yang ganas.

Entah mengapa, lingkungan teluk itu selalu disertai cerita yang menyeramkan. Kalau bukan cerita tentang kematian atau duka cita, kisahnya selalu berujung pada tragedi kesedihan.

Lalu tentang empat pemuda yang mulai jatuh cinta? Kisahnya sederhana, bermula dari waktu vakansi. Empat pemuda yang menghabiskan waktu seselesai ujian akhir SMA, pergi berdagang ke kampung-kampung di udik Sungai Berasan. Entah memang sudah sampai waktunya untuk bertemu dengan kekasih masing-masing, entah memang hanya suatu kebetulan, saat keempat pemuda itu menghilir dengan berkayuh cepat di gelap bulan mati, tepat saat memintas di Bentas Babay itu, haluan perahu membentur tunggul yang mencuat di tengah sungai. Perahu yang sarat muatan hasil dagangan seperti padi, beras, ayam, dan lima ekor kambing segera oleng oleh kejutan arus dan ulak. Dengan tak terduga dari arah hulu meluncur sebuah ketinting dan segera menggepak perahu yang sudah oleng ke arah kiri. Baik perahu maupun ketinting sama-sama tenggelam bersama muatannya.

Tiga pemuda yang berdagang dalam masa vakansi tenggelam karena terbentur haluan ketinting. Tiga pemudi bersama motoris ketinting juga tenggelam di dalam ulak air yang deras di tengah teluk yang dalam. Hanya satu pemuda dan satu pemudi yang selamat, dan dari mereka itulah cerita ini ditulis kembali.

Tabrakan itu sebenarnya terjadi karena masing-masing mereka telah berjanji bertemu hari itu di Kampung Rinding, sehingga empat gadis harus kembali dari Kampung Sembuan di udik Sungai Nyuatan dan empat pemuda harus menghilir dengan cepat dari pehuluan Sungai Berasan.

Cinta memang mengatasi segala-galanya. Tapi merabencana kemudian mengambil seluruh rencana mereka yang telah tiada.

Peristiwa selalu tak terduga!

***

Empat puluh tahun lalu peristiwa tabrakan Bentas Babay itu terjadi. Kawasan di Dataran Ruratn yang berada di bagian atas teluk Bentas Babay itu telah berubah seperti disulap oleh teknologi ekologi. Hutannya bukan hutan terlantar karena ditinggalkan Mongkur setelah membunuh pembantu Babay, tapi telah berubah menjadi hutan tanaman industri pohon ulin alias kayu besi. Di arah bagian bantaran sungai berdiri mess para pekerja dan rumah mewah pemilik HTI di dalam kompleks yang elite.

"Kasihan tiga pasang kawan kita tak sempat mengecap cita-cita membangun kongsian HTI," si wanita berkata kepada lelaki yang ada di depannya. "Kalau tak ada nahas tunggul Bentas Babay ini mereka masih ada bersama kita."

"Tapi kita telah tebus cita-cita itu, Ningsih. Bukankah nama mereka juga diabadikan di dalam bagian-bagian hutan kayu besi ini?"

"Hanya nama, Syar. Mereka tidak menikmati langsung. Bukankah sejak kecil kita telah bersepakat akan maju secara bersama-sama?"

"Tapi peristiwa mengambil segala yang baik dari kita. Syukur masih ada pasangan kita yang hidup dari peristiwa teluk tunggul kayu Bentas Babay itu? Sehingga kita dapat melaksanakan amanat bersama?"

Lebih 20.000 hektare HTI kayu besi yang berusia lebih dari dua puluh lima tahun. Ribuan pohonnya ada yang sudah lebih besar dari badan orang dewasa. Pohon-pohon langka itu membuat pemiliknya sampai mendapat anugerah dari sejumlah institusi di luar negeri sebagai penyelamat lingkungan dengan menanam pohon langka. Kalau bukan HTI, mungkin pemiliknya mendapat anugerah Kalpataru.

Lelaki dan wanita yang berbicara itu merupakan pemilik HTI kayu besi. Mata mereka tiba-tiba dikejutkan oleh permainan akrobatik pesawat tempur di udara.

"Apakah ada perang di kawasan kita? Apa yang diperangi di sini?" si lelaki terus menatap televisi. "Bukankah hanya pemulihan keamanan dari GAM di Aceh. Adakah yang direbut lainnya dari kita?"

"Itukah Sukhoi yang diributkan?"

"Bukan. Bukan Sukhoi. Bukankah Sukhoi sudah diterima beberapa waktu lalu?"

"Apa pesawat yang akan membomi Irak lagi?"

"Tak mungkin membom Irak. Bukankah perang frontal sudah usai. Lagi, tak mungkin persiapan pesawat tempurnya hanya empat?"

Mata mereka melihat ada pesawat lainnya yang seperti menguntit formasi empat pesawat udara yang mengadakan akrobatik udara. Lama kemudian baru mereka mendengar penjelasan bahwa ada pesawat tempur Amerika melakukan aksi selama dua jam di udara di atas Pulau Bawean. Pesawat F18 milik Amerika yang mengawal kapal-kapal negeri adidaya itu melewati perairan Indonesia. Pihak Angkatan Udara Indonesia menangkap manuver terlalu lama dari izin perlintasan dan kemudian mengirim F16. Hampir saja terjadi sesuatu yang tak diingini, karena pesawat yang mengintai hampir ditembak oleh mereka yang memintas.

"Terlalu banyak peristiwa akhir-akhir ini," si lelaki menatap istrinya yang duduk tenang menatap televisi. "Bahkan perusahaan HTI kita ini juga diungkit-ungkit para provokator."

"Katamu ada yang malah mengancam," istrinya menimpali. "Ingin membakar dan memusnahkan kalau tuntutan ganti rugi lahan tak dilakukan."

"Reformasi memang maksudnya keterbukaan. Lebih dua puluh lima tahun semuanya sudah dibereskan," sang suami menatap istrinya. "Tapi kebablasan, sekarang sering membuat kesusahan dan kerugian!"

"Katamu anak cucu pemilik tanah yang menuntut. Terutama mereka yang sudah kematian ayah atau kakek moyang. Mereka katakan belum menerima penggantian."

"Buktinya ada," sang suami masih menatap televisi. "Mungkin mereka yang menuntut itu belum lahir saat dilakukan pembayaran. Tak mungkin kita membayar berkali-kali."

"Kadang kertas dan kata-kata di atasnya tak mempan dalam era orang berebut kekuasaan seperti sekarang ini," sang istri yang berkata. "Hukum sudah begitu rendahnya terinjak-injak!"

"Karena orang maling ayam lebih dihargai hukum dibandingkan koruptor triliunan."

"Karena pemaling ayam orang miskin, koruptor menggunakan kekuatan uang."

"Itu masalah moral," sang suami menatap awan. "Rendahnya derajat kemanusiaan membawa dampak buruk di seluruh sendi kehidupan!"

"Seharusnya uang dicari tapi tak menguasai tubuh dan jiwa. Uang dikuasai!"

"Seharusnya begitu."

Serentak suami istri itu memandang ke arah langit. Ada titik dan deruan menandakan bunyi di bentangan cakrawala.

"Adakah itu pesawat pemerintah kabupaten pemekaran yang baru dibeli dibawa ke Lapangan Terbang Melalan?" sang suami menunjuk ke arah noktah. "Masyarakat mulai akan menikmati kemudahan."

"Paling-paling yang menggunakan para pejabat, pimpinan partai politik, dan kaum berada. Siapa rakyat jelata mampu membeli tiket sejuta pergi pulang ke Balikpapan?"

"Tapi sudah bagus ada ide dan realisasi pesawat pemutus isolasi," sang sumi menimpali. "Daripada selama ini naik kapal air dan memintas jalan berlumpur sedalam pinggang!"

"Nenek-moyang dulu-dulunya bisa hidup layak. Mengapa harus dipersoalkan?"

"Lain zamannya, Bu."

"Tapi lihat di berbagai kampung. Rumah kumuh beratap daun masih merajalela. Di pehuluan beras seharga lima ribu. Puluhan tahun merdeka tapi mengapa belum juga merdeka?"

"Pesawat itu tanda merdeka."

"Pesawat barang mewah. Lalu mengapa kebutuhan sehari-hari harganya seperti barang mewah?"

"Kalau penghasilan tinggi, tak ada harga barang yang tinggi."

"Nyatanya penghasilan masyarakat sangat rendah. Bukankah kau sendiri ikuti upah minimum daerah Rp 572.562,00 per bulan? Cukupkah untuk membiayai keluarga beranak tiga?"

"Perusahaan kita bukan lembaga sosial."

Tiba-tiba telinga suami istri itu dikejutkan oleh suara gelegar dan ledakan yang hebat ke arah tengah onderneming kayu besi. Tak lama kemudian mata mereka menangkap asap yang tebal naik ke atas.

Beberapa orang yang ada di base camp itu terdengar berteriak. "Pesawat pemda yang baru dibeli jatuh di hutan kayu besi. Pesawat yang baru dibeli jatuh terbakar di hutan ulin HTI kita."

Lelaki dan wanita itu berdiri terperanjat. Mata mereka nyalang memandang asap api dari hutan kekayaan. Tak lama kemudian terdengar deru motor dan mobil dan gegas penjaga hutan di bagian utara. Mereka segera melapor bahwa ada pesawat jatuh dan hutan HTI terbakar.

Lidah api disertai asap tebal makin meluas karena angin makin santer. Lelaki pemilik onderneming itu merasa kepalanya berdenyut hebat. Bukankah para operator alat-alat berat dan regu pemadam kebakaran sedang cuti? Sejumlah mereka pulang ke Jawa dan Sumatera!

Masih dalam terpana, lelaki pemilik HTI, api terus menyebar dengan cepat karena tiga bulan terakhir tak setetes pun hujan turun dari langit. Ke mana menyewa pesawat untuk memadamkan api? Siapa bisa mengoperasikan alat-alat berat guna melokalisasi api? Sementara api terus mengojah langit!

"Enam teman kita mati. Usaha kita gagal, Pa," si wanita terdengar bersuara memelas. "Mengapa pemda harus beli pesawat rongsokan sehingga jatuh dan mencelakakan usaha HTI kita. Ke mana Papa mencari dana menutup kerugian dari kebangkrutan? Bibit kayu gaharu yang disemai di utara juga dilalap api?"

Di base camp orang ribut berlarian berusaha menyelamatkan diri karena lidah api dari hutan kayu besi makin mendekat menjadi-jadi.

"Lari! Kalau tak mau mati, lari cepat ke sungai. Lari ke kampung selamatkan diri! Ayo! Lari cepat!"

Api makin mendekat ke arah base camp dan hampir menjilat rumah mewah milik pengusaha HTI di lingkungan base camp.

Suara itu seperti litani bersahut-sahutan makin keras. "Cepat kita ngungsi! Tinggalkan kawasan Bentas Babay. Cepat kita selamatkan diri! Ayo! Lekas kalau tak mau mati dilalap api!"

Lelaki pemilik HTI tampak bengong menatap asap hitam dan lidah api yang menjolok langit. Dari mulutnya terdengar suara seperti geraman. "Kejayaan dan kemaslahatan tiba-tiba mengubah nasib menjadi kere gombal. Mengapa pemkab harus membeli pesawat bekas yang mencelakakan?"

Sebagian besar lahan HTI telah dilalap api. Cahaya merah menyebar ke segala arah! "Masyarakat dan provokator dapat diredam dari kebablasan reformasi. Tapi mengapa justru pesawat yang membakar HTI?!" suara lelaki itu terdengar lemah sambil matanya terus menatap hutan yang musnah! "Mengapa harus membeli pesawat yang tak diproduksi lagi. Dari Kanada pula, bukannya membeli milik sendiri dari PT Dirgantara Indonesia?" suaranya bagaikan menolog yang sumbang.

Deru api makin menjadi-jadi! ***

Catatan:
Bentas = tanjung terpotong menjadi sungai
puti = kempas, ohon tempat madu bersarang
dahuq = dracontomelon spp; fam. Anacardiaceae
badas = salah satu jenis buaya air tawar
kayu ulin = Eusideroxylon zwageri
kayu gaharu = Aquilaria malaccensis

---
Korrie Layun Rampan, sastrawan, telah menulis seratusan judul buku sastra. Lama tinggal di Yogyakarta, Jakarta, dan kini menjabat ketua Komisi I DPRD Kutai Barat.

Untuk Kaum Adam

Untuk Kaum Adam


Cewek itu memang makhluk unik yang Tuhan ciptakan, dan butuh pengertian dari kedua pihak supaya komunikasi dan hubungan cintanya bisa langgeng. Ada beberapa tips khusus nih:

1. Buatlah lingkungan yang nyaman kalo lagi pengen mesra-mesraan.

Cewek sensitif terhadap lingkungannya dan hormon estrogennya membuatnya sensitif terhadap cahaya. Ruangan yang agak redup membuat pupil mata mengecil, jadi orang bisa terlihat lebih menarik dan kulit-kulit yang kurang mulus atau berjerawat tidak jelas terlihat.

Pendengaran cewek yang tajam berarti perlu musik yang tepat. Tempatnya pun harus bersih, yang tidak mudah diinterupsi orang lain.

2. Ajak makan.

Sejak jaman purbakala cowok sudah bertindak sebagai pencari makan, maka sewajarnyalah membawa cewek pergi makan bisa membangkitkan perasaan cewek.

Mengajak cewek makan malam adalah peristiwa penting untuk cewek, walaupun dia sebenarnya nggak laper atau belaga nggak laper (kan lagi diet!), karena penyediaan makanan menunjukkan perhatian cowok terhadap kesejahteraan dan kelangsungan hidupnya.

3. Bawalah bunga.

Kebanyakan cowok tidak mengerti kekuatan dari seikat bunga segar. Mereka pikir, "Ngapain ngeluarin uang untuk sesuatu yang bakal mati dan dibuang dalam beberapa hari?"

Lebih logis buat cowok untuk memberikan pohon dalam pot karena, dengan perhatian dan perawatan, pohon akan hidup, bahkan bisa dapet untung lagi! Seperti jualan mangga, duren, dsb.

Tapi, cewek tidak melihatnya seperti ini, dia pengen seikat bunga segar sebagai tanda bahwa si cowok punya perhatian untuknya.

Setelah beberapa hari, memang bunganya akan mati dan dibuang, tapi ini memberikan kesempatan untuk si cowok membeli seikat lagi dan memberikan perhatian lagi ke ceweknya.

4. Bahasa tidak langsung.

Indirect speech adalah bagian dari cewek dan untuk membangun hubungan dengan cewek, cowok perlu mendengarkan dengan efektif, sambil mengeluarkan 'bunyi mendengarkan' seperti "O...," "Ehm", dan bahasa tubuh yang tepat. Tidak usah memberikan sependapat atau solusi atau kelihatan bingung.

Kalau cewek pengen curhat karena punya masalah, teknik yang harus dipakai cowok adalah dengan bertanya, "Kamu mau aku mendengar sebagai cowok atau cewek?" kalau dia bilang sebagai cewek, dengarkan aja dan beri dukungan moral. Kalau dia bilang sebagai cowok, bolehlah tawarkan beberapa solusi.

Yang Dibenci Cewek

Kadang kala para cowok tidak tahu, kalo para cewek suka sebel sama sifat mereka yang egois. Dan beberapa sifat lainnya seperti yang dibawah ini:

1. Pelit dan perhitungan

Cewek pada dasarnya memiliki sifat yang materialistis. Sifat ini sudah menjadi kodrat setiap cewek yang tidak perlu dipersoalkan.

Karena itu dalam tatanan kehidupan sosial, cowok wajib untuk memenuhi kebutuhan material pasangannya.

2. Kasar

Siapa yang tidak senang dengan kelembutan. Tapi sebagai cowok, kamu memang memiliki fisik yang kuat, hanya bukan untuk menyakiti dan melakukan kekerasan kepada cewek.

Cewek secara fisik adalah makhluk yang lemah dan butuh perlindungan, karena itu mereka membutuhkan kelembutan.

3. Tidak setia

Cewek pada dasarnya juga memiliki sifat egois. Ia tidak ingin membagi apa yang telah dimilikinya kepada orang lain.

Karena itulah cewek sangat membenci yang namanya dikhianati, atau cowok yang tidak setia. Bagi mereka, cowok yang tidak setia adalah orang yang tidak bisa lagi dipercaya.

4. Mata keranjang

Kamu boleh saja mengatakan, bahwa ketertarikkan kepada lawan jenis merupakan kodrat. Tapi sebagai orang yang tidak ingin dinomorduakan, sifat mata keranjang cowok adalah prilaku yang sangat dibenci kaum cewek.

Apalagi kalau tindakah tersebut menjadi serius, dapat dipastikan akan menciptakan permasalahan yang lebih kompleks.

5. Bodoh

Rasa tertarik cewek pada cowok, karena dia memiliki sesuatu yang istimewa. Dan sesuatu yang mendasar itu adalah kecerdasan. Dengan memiliki sifat yang cerdas, maka ada suatu kebanggaan dari cewek terhadap pasangannya.

6. Tidak romantis

Sebagai orang yang senang dimanja, cewek menginginkan perlakuan tersebut diberikan oleh pasangannya. Cewek akan bangga dan bahagia, jika mendapat pujian dan sanjungan, karena dengan begitu eksistensinya sebagai cewek ada dan dihargai.

7. Tidak tegas

Sebagai cowok, kamu harus dapat bersikap tegas. Apalagi dalam kultur budaya Indonesia masih menempatkan cowok, sebagai kepala rumah tangga.

Selain itu ketegasan juga dikaitkan dengan rasa tanggungjawab dan menyangkut kepribadian seseorang.

8. Tidak jujur

Ada yang mengatakan bahwa cewek, adalah makhluk yang suka dibohongi. Tapi, ingat kalau sampai dia tahu telah dibohongi, ia akan membenci kamu setengah mati.

Tipe Perempuan yang Dihindari Pria

Wajah lumayan cantik. Tubuh proporsional. Kulit mulus. Tapi kok, banyak pria mundur teratur, ya. Jangan-jangan, Anda termasuk tipe perempuan yang mereka hindari. Coba lihat daftarnya di bawah, apakah Anda masuk dalam salah satu kategori.

1. Miss Superwoman
Perempuan superhero, yang terlalu mandiri, angkuh dan seolah tak butuh pria, dihindari laki-laki dalam kehidupan nyata. Selain tak rela perannya digantikan Anda, berdampingan dengan Anda akan membuat mereka merasa tidak berguna.

2. Miss Matre
Perempuan yang selalu berorientasi pada kebendaan tak akan dilirik mereka. “Saya pernah kenalan dengan seseorang berwajah cantik. Tapi saya langsung balik badan begitu dia tanya, 'Kamu ke sini naik mobil apa? Rumahmu di daerah mana?' Buset! belum-belum sudah bertanya soal mobil. Yang bikin paling bete, waktu saya menyebutkan mobil saya, dia cuma menjawab singkat ‘ooh,’” Romy, 30, Lajang, Karyawan swasta.

3. Miss Workoholic
Mereka tak melarang Anda bekerja, tapi kurang suka ketika perempuan bekerja siang malam. Mereka akan menilai perempuan seperti ini akan rela mengorbankan kebutuhan dan kepentingan demi pekerjaan. Bisa-bisa, janji dinner dan nonton sering kali gagal total gara-gara Anda harus lembur di kantor.

4. Miss Barbie
Barbie memang cantik, tapi tak bisa diajak ngobrol dan diskusi. Begitu pun dengan perempuan bertipe barbie. “Saya pernah ketemu dengan tipe ini. Dari luar kemasannya memang cantik dan menggugah selera saya. Sayang, tulalit diajak ngobrol. Temannya bawang, cabe deh, ha...ha..ha...” Pasha, 29, lajang, Media Relation.

5. Miss Obsesif
Perempuan yang terobsesi segera jadi ibu rumahtangga adalah mimpi buruk mereka, karena mereka membayangkan pasti Anda bakal mengejarnya untuk segera menikahi Anda. Apalagi jika baru kenal, Anda sudah ribut soal gaun pengantin, bahkan menyiapkan nama untuk calon anak-anaknya meski belum menemukan calon bapaknya.

6. Miss Bossy
Perempuan yang suka main perintah juga membuat laki-laki ogah mendekati. Perilaku bossy bisa terlihat dari cara Anda memperlakukan orang lain, seperti pada pelayan restoran atau office boy. Sebentar-sebentar memberi perintah.

7. Miss Agresif
Baru dalam proses dilihat dan dipandangi olehnya, Anda sudah meneleponnya sehari lima kali. Mengiriminya SMS bertubi-tubi. Perempuan yang terlalu agresif menakutkan mereka, karena menganggap akan melakukan segala cara untuk menjerat dirinya.

8. Miss Intelektual
Cantik, berambut panjang, baik, pintar masak, itu bagian dari kriteria yang dicari pria dari perempuan. “Yang kami cari hanya orang yang cocok dan enak diajak ngobrol. Saya malah agak jiper dan enggak pede dengan perempuan yang terlalu pintar, karena dia pasti punya ego yang sama besar dengan saya,” Edwin, 32, Lajang, PNS.

9. Miss Mommy
Para lelaki mengaku takut mendekati perempuan yang mepet deadline karena tidak ingin dirongrong minta segera dinikahi. Perempuan berusia matang termasuk yang dihindari oleh mereka yang masih ingin menikmati masa lajang lebih